Saleuëm Teuka lam Ruweuëng Acheh-Sumatra National Liberation Front Perwakilan Nanggroë Malaja

Ucapan Tahniah Keberhasilan Musyawarah Perdana ASNLF/AM Seluruh Aceh - Acehnationalpost.com

Ucapan Tahniah Keberhasilan Musyawarah

Perdana ASNLF/AM Seluruh Aceh 

Banda Aceh_ANP: Seluruh anggota ASNLF/AM Malaysia menyampaikan ucapan tahniah yang sangat tinggi kepada ASNLF/AM di Aceh yang telah berhasil menggelar musyawarah perdana di seluruh Aceh pada 25 Mei 2013 yang berlangsung di Kutaraja.
anpn
Sekretariat ASNLF/AM Peuwakilan Malaja

Hal ini di sampaikan melalui Siaran Pers (Rilis) yang di kirim ke email Aceh National Post.com 20 Juni 2013

Menurut Sekretariat ASNLF/AM MALAJA di malaysia Musyawarah perdana yang dipimpin oleh Teuku Agam selaku koordinator ASNLF/AM di Aceh, dihadiri oleh perwakilan ASNLF/AM dari seluruh wilayah.

Semua peserta adalah para pejuang yang akan melanjutkan perjuangan kemerdekaan Aceh setelah ditinggalkan oleh puak-puak pro RI yang telah meleset jauh dari tujuan asal perjuangan Atjèh Meurdéhka.

Dengan terbentuknya jaringan di tiap-tiap wilayah di Aceh dan perwakilan di berbagai belahan dunia, serta dukungan bangsa Aceh, kami sangat yakin rencana-rencana kerja yang telah disusun akan lebih mudah diimplementasikan.

Namun keberhasilan musyawarah ini membuktikan, bahwa ASNLF/AM masih tegak berdiri dan terus berjuang untuk mewujudkan cita-cita bangsa Aceh dengan cara-cara non-kekerasan (non-violence).  ASNLF/AM sama sekali tidak  bertujuan untuk menghancurkan perdamaian, seperti mana yang ditudingkan oleh pihak-pihak pro RI, tetapi justru mencegah timbulnya perang saudara (pertumpahan darah) di antara sesama rakyat Aceh.

“ Kami juga menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi kepada seluruh peserta musyawarah, yang telah melakukan konsolidasi pergerakan ini dengan kerja-kerja yang terarah,” jelasnya.

ASNLF/AM perwakilan Malaysia sangat terharu dengan keberhasilan musyawarah ini yang secara otomatis akan memberikan pengaruh yang sangat baik kepada seluruh perwakilan ASNLF/AM di seluruh penjuru dunia dalam melakukan perjuangan diplomasi serta lobi international.

Untuk mengenang keikhlasan para syuhada ASNLF/AM menyerukan kepada seluruh bangsa Aceh agar menyusun kembali kekuatan perjuangan bangsa aceh yg tertunda, bukan damai dalam NKRI dan melupakan keadilan atas pelanggaran-pelanggaran HAM.

perwakilan ASNLF/AM di Malaysia sangat mengharapkan memerdekakan Aceh secara beretika, serta sesuai dengan hukum-hukum international.

“ Mari sama-sama kita pikul amanah suci ini dengan penuh tanggung jawab, fokus, terbuka dan menerapkan komunikasi yang lebih intens agar masyarakat Aceh tidak lagi terbuai dengan slogan “sibak rukok teuk ka meurdéhka''.

Sekarang adalah masanya kita bangsa Aceh berjuang meraih cita-cita kita dan semoga  ALLAH SWT meridhai perjuangan pembebasan ini.( Rilis)
- See more at: http://www.acehnationalpost.com/bandaacehanp/6133-ucapan-tahniah-keberhasilan-musyawarah-perdana-asnlf-am-seluruh-aceh.html#sthash.8ezgXr9B.5KjM577g.dpuf

Ikrar 4 Desember Keu geuntajoë Peuingat Uroë ulang thôn samboëng Perjuangan Bangsa Atjèh


Amanat Ketua Presidium ASNLF

pada hari ulang tahun Aceh Merdeka ke-36


Bismillahirrahmanirrahim

Assalammu’alaikum w.w.

Yang saya muliakan semua bangsa Aceh di seluruh dunia.

Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, yang sudah memberikan nikmat hidup, langkah dan rezeki kepada kita semua. Salawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW. Begitu pula kepada para syuhada, kita panjatkan do’a semoga dilapangkan kuburnya dan mendapatkan syurga.

Pada tanggal 4 Desember ini, sama-sama kita memperingati hari proklamasi kemerdekaan Aceh. Hari yang begitu bersejarah bagi bangsa Aceh dalam abad ini. Hari ini dapat kita gunakan untuk mengevaluasi usaha kita dalam mengembalikan daulat bangsa Aceh dan sudah tentu pula dapat kita gunakan untuk merancang apa-apa yang harus kita lakukan agar dapat sampai pada tujuan tersebut.

Akhir tahun yang lalu kita sepakat untuk mengumpulkan rekan-rekan yang setia ke perjuangan di bawah payung perjuangan Acheh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF) atau dalam bahasa Melayu kita sebut Aceh Merdeka (AM).

Empat bulan setelah itu, pada tanggal 6-8 April 2012, kita telah berhasil bermusyawarah dengan hasil keputusan-keputusan penting yang menentukan bagaimana dan siapa yang meneruskan kerja-kerja perjuangan Aceh Merdeka. Dalam masa tiga hari tersebut, telah kita sahkan sebuah konstitusi sebagai pegangan kita semua dalam barisan ini, supaya kerja-kerja yang kita laksanakan dapat lebih teratur, terencana dan tidak bergeser ke arah yang bukan dalam tujuan mendirikan daulat bangsa.

Pada hari terakhir, peserta musyawarah ini telah memilih ketua, wakil ketua, dan juga anggota-anggota presidium, sebagai salah satu badan ASNLF untuk melaksanakan amanah-amanah perjuangan Aceh Merdeka.

Dalam masa kerja delapan bulan ini, pihak presidium telah mengambil langkah-langkah konsolidasi ASNLF, memperkenalkan diri pada badan-badan yang berkaitan dengan masalah Aceh dan yang paling penting adalah pemberitahuan dan pemberian penerangan kepada rakyat dan bangsa Aceh, bahwa perjuangan Aceh Merdeka masih berdiri dengan kokoh, belum lagi berakhir.

Untuk meningkatkan kemampuan kerja pengurus dan menjalin hubungan dengan pihak-pihak lain, ASNLF telah mengirim peserta dalam acara-acara pelatihan, misalnya dalam acara-acara yang diadakan oleh United Nations Human Rights Council (UNHRC) di Jenewa, Swiss dan Unrepresented Nations and People Organization (UNPO) di Belanda.

Berbagai media seperti website, blog, facebook, buletin pun telah kita buat dan kita gunakan untuk penerangan masalah dan alasan Aceh Merdeka dan publikasi berita-berita resmi ASNLF.

Pada awal kita bergerak kembali, ramai yang belum mengerti apa dan mengapa kita mengaktifkan kembali ASNLF, malah sering kita terima kata-kata penghinaan, terutama dalam akun facebook kita. Namun, dengan usaha-usaha penerangan yang kita lakukan secara teratur dan tidak henti-hentinya, dapat kita lihat adanya perubahan cara pandang dan cara berfikir orang-orang tersebut. Media-media yang ada di Aceh pun sudah sering memuat berita-berita tentang kita.

Walaupun begitu, masih banyak sekali pekerjaan dan masih sangat banyak orang yang dibutuhkan untuk bisa kita katakan bahwa perjuangan AM akan berhasil. Ramai yang bertanya, “Sejauh manakah sudah perjuangan AM?”. Waktu kita tanyakan kembali pada orang tersebut, “Apa yang sudah saudara perbuat hari ini untuk perjuangan AM?”. Sering sekali orang tersebut tidak  mampu memberikan jawaban.

Apakah pernah terpikirkan oleh kita bahwa kemerdekaan Aceh akan datang begitu saja, tanpa usaha? Apakah pekerjaan besar ini akan mampu dijalankan oleh beberapa orang saja? Saya yakin, kita sepakat, bahwa Aceh tidak akan merdeka tanpa usaha dan do’a dari kita semua. Jadi sudah sepatutnya kita laksanakan agenda-agenda kerja ASNLF bersama-sama, menurut ilmu, serta kemampuan yang ada pada diri kita masing-masing.

Keyakinan kita dan tidak ragu-raguan hati kita dalam memerdekakan tanah leluhur kita adalah modal dasar dalam melaksanakan pekerjaan ini. Walaupun begitu, tidak dapat kita kesampingkan, bahwa kemampuan ekonomi adalah salah satu faktor penting yang menentukan apakah agenda-agenda kerja mampu ataupun tidak dapat kita laksanakan.

Dalam hidup kita ada masa senang, ada masa susah, ada masa berhasil, dan ada masa patah hati. Kegagalan sampai pada kekecewaan dalam perjuangan Aceh Merdeka adalah seperti masalah-masalah lain dalam hidup sehari-hari. Kita selalu ada harapan berhasil, kalau kalau kita mampu berdiri teguh kembali. Harapan Aceh Merdeka hanya akan punah kalau kita berhenti dalam berusaha (menyerah).

Perubahan dalam sejarah politik dunia dapat kita saksikan, begitu banyak contohnya, bahwa tidak ada masalah yang tidak mungkin dalam dunia ini.

Sebagai contoh, Skotlandia, salah satu negara dan bangsa di Eropa, walaupun sudah disatukan ke dalam kerajaan Inggris Raya selama lebih dari 300 tahun, mereka tidak menyerah dalam memperjuangkan  kemerdekaan. Bahkan pada tahun 2013 akan diadakan sebuah referendum untuk menentukan kemerdekaan negeri tersebut.

Dalam pekara ini sudah sepatutnya kita berfikir dan mengambil pelajaran, mengapa bangsa Skotlandia tersebut menginginkan kemerdekaan dari Inggris, yang kita sadari sebagai suatu negeri yang sangat maju di dunia ini. Seperti yang kita ketahui Skotlandia sendiripun rakyatnya sejahtra dan negerinya merupakan salah satu pusat ekonomi di Eropa.

Contoh lain adalah Katalania, salah satu bangsa lain di Eropa, dengan klub sepak bola yang sangat terkenal dan kota besar Barcelona, mereka juga sedang berusaha untuk memisahkan diri dari Spanyol. Katalania sendiri adalah salah satu wilayah industri dan perdagangan yang sudah maju, tapi tetap menginginkan untuk berdiri sendiri, merdeka dari negara Spanyol.

Dari kedua bangsa tersebut, dapat kita lihat dengan jelas bahwa keinginan bangsa-bangsa tersebut untuk merdeka tidak bergeming, walaupun sudah begitu maju dan makmur. Bagaimana dengan kita bangsa Aceh? Apakah sudah cukup atawa boleh seperti itu?

Pada akhir bulan Agustus 2012, kita telah mengajukan permohonan untuk kembali menjadi anggota UNPO, agar ada pegangan yang lebih kuat untuk melakukan hubungan dengan pihak-pihak lain di tingkat internasional. Baru-baru ini, pada tanggal 28 November 2012, pihak ASNLF sudah diundang oleh pihak UNPO untuk menyampaikan berita masalah Aceh.

Hal ini bermakna bagi kita bangsa Aceh untuk lebih giat dalam bekerja dan juga agar lebih teratur, supaya cita-cita untuk mengembalikan daulat bangsa kita cepat berhasil di tanah pusaka. Akhir kata, salam rindu kami ke pada seluruh bangsa Aceh yang masih setia pada perjuangan leluhur dimana saja berada di dunia ini.

4 Desember 2012

Ariffadhillah
Ketua Presidium

*Terjemahan dari salinan resmi berbahasa Aceh

Ucapan Duka Tjita Keu Ulama Kharimatik Atjèh ABU PANTON

Innalillillahi wainnalillahjirajiun

Ka Geuwoë nibak Allah salah si droë ulama kharismatik atjèh H.IBRAHIM BARDAN (ABU PANTON) Bak poh 18.30di Rs Herna Medan,semoga mandum amalan ibadah gobnjan geuteurimông di sampèng ALLAH SWT.

Abu njang merupakan salah saboh peunerang keu geutanjoë ureng atjèh nibak ta mita djalan njang trang dan geu ridha lè ALLAH SWT,dan ta harap akan na geulantoë gobnjan njang djeut keu seuneloeh keu geutanjoë atjèh dalam ta meu udèp ateuh rueng bumoe atjèh.

Kamoë Sèkrètariat ASNLF Sagoe Malaja.rajeuk that meu ucap beulangsungkawa kamoë keu ayahanda Abu Panton seumoga keluarga njang geutinggai beu sabè tabah nibak menghadapi cubaan njoe,

Sidroë-droë ulama atjèh ka geuwoë nibak sang khalik,ukeue mandum bangsa atjèh njang meutuah djak geutanjoë tjegah seugala maksiat dan kedzaliman di nanggroe Atjèh njang mulia, ngat djet geutanjoë seulamat mandum dari azab Allah SWT

Sigoe teuk Ngon lafai Al fatihah Sèkrètariat ASNLF MALAJA meu ucap rajeuk that duka cita kamoe khusus djih njang na di nanggroe malaja.wassalam

Malaja,29/4/2013
Musafir

Sèkrètariat Asnlf Malaja

Pendidikan Atjèh Ulèh Dr Husaini Hasan


BASA ATJÈH LAM TULÉHSAN

Dr. Husaini Hasan

Narit peu-intat

Basa Atjèh, djameun geutuléh deungon tuléhsan arab atawa deungon alfabet arab
njang geuseubôt deungon kheut Djawoë atawa Djawi lam basa meulaju. Lagèë basa
Iran, basa Urdhu, basa Meulaju. Su njang hana dalam alfabet arab ka geupeugot
modification (geu-ubah batjut) saban lagèë tuléhsan Djawi Meulaju. Na persamaan
dalam tuléhsan antara Djawi Meulaju deungon Djawoë Atjèh. Keubit basa Meulaju
njan keuh basa njang toë that deungon basa Atjèh. Basa Meulaju leubèh madju
sabab awaknjan ka meurdéhka. Dji Teungku Atjèh djinoë ka djeuët keu lamiët gob
(lamiët Indonosia) dan ka geupeunjum hina geuh bak geumarit basa droë, basa
Atjèh, peuë lom bak geuteumuléh tjit ka handjeuët lé, maka basa Atjèh djinoë karab
gadoh dalam dônja. Meunjo geutanjoë Atjèh keudroë-teuh hana ta peubéasa lé ta
meututô basa Atjèh, panè bansa laén djidjak peugabuëk droëdjih djidjak meututô
basa geutanjoë. Alahkeuh Beulanda (musôh Atjèh djameun) mantong djikeubah
kitab-kitab djameun njang geutuléh lé ureuëng-ureuëng tuha geutanjoë hingga hana
putôih seudjarah geutanjoë. Indonosia njan tjit djipaksa geutanjoë Atjèh marit "basa
indonesia"(basa melaju njang ka djipeu-Djawa, lam kheuët dan dalam narit; le njang
ka djilawok-lawok ngon basa Djawa), djikeumeung peuhabéh geutanjoë bèk tinggai
meu-euntjit, supaja bèk ta tusoë soë droëteuh lé, hingga djeuët djitjok nanggroë
geutanyoë deungon hana ta meulawan. Basa Atjèh nakeuh salah saboh bagian
nibak identitet geutanjoë Atjèh.

Neuduëk sastra Atjèh nakeuh paléng manjang didalam sastra basa melaju, le njang
djipeusapat dan djikeubah lam museum di Holland, leubèh2 lom lam museum rajek
di Leiden. Uboë nibak bansa Beulanda njang aktif bak sidék peukara Atjèh (supaja
djeuët djipeutalô Atjèh) nakeuh Snouck Hurgronje. Djihnjan keuh njang juë Husein
Jayadiningrat untôk peugot saboh kamuih Atjèh-Beulanda, dua boh djiléd teubaiteubai,
disinan djeuët ta eu pakriban kaja basa geutanjoë dan tjukôp deungon
idiomatic dan puisi. Meunantjit deungon hikajat-hikajat Atjèh; lagèë: Hikajat Putroë
Gumbak Meuih, Hikajat Asai Padé, Hikajat Malém Dagang, Hikajat Aulia Tudjôh,
Hikajat Kisah Ulat, Hikayat Potjut Muhammad, Hikajat Banta Beuransah, Hikajat
Malém Diwa, Hikajat si Lindông Geulima, Hikajat Putroë Naga ngon Teungku di Lhôk
Tapak Tuan, Kitab Bungong Situngkôi, Hikajat Ranto, Hikayat Teungku di Meukék,
Hikajat Banta Lidan, Hikajat Putroë Peukisôn, dll. ladôm na djipeusapat dalam Institut
basa dan budaja bansa Nanggroë Beulanda di Leiden( Koninklijk Instituut voor Taal-,
Land- end Volkenkunde).

Sibeutôidjih malèë teuh geutanjoë generasi Atjèh djinoë pajah ta djak meureunoë
basa dan seudjarah Éndatu teuh keudéh u Beulanda, musôh Éntu geutanjoë
djameun. Peuë ta peugot teuma salah droëteuh hana ta hôreumat dan hana ta bôh
jum keu keureubeuën Éntu teuh njan, njang ka neubri keu geutanjoë. Bahthat pih
meunan ka pajah ta bri teurimong geunaséh geutanjoë keu Bansa Beulanda sabab
ka djikeubah deungon got that pusaka Éndatu geutanjoë lé djih. Adak meukon
lagèënjan le that ka putôih seudjarah Atjèh.
Loghat(Dialèk) basa Atjèh na matjam-matjam, lagèë loghat Atjèh Rajek, loghat Pidië,
loghat Pasè, loghat Tapak Tuan(loghat djamèë), loghat Teumiëng dlst. Lagèë loghat
Melaju na loghat Melaju Atjèh, Melaju Deli, Melaju Kelantan, Melaju Perléh, Melaju
Petani,dlst. Meunantjit ta kalon basa Inggréh, na loghat Amerika, loghat British,loghat
Irish, loghat Australia, loghat Inggréh India dll. Bandum loghat basa njan saban got
dan makén le matjam makén mangat bak ta deungo. Loghat njang lôn ngui bak tjara
dasar teumuléh basa Atjèh njoë nakeuh loghat Pidië. Hana djeuët keu peukara, peuë
mantong loghat njang ta meututô watèë ta teumuléh djeuët ta peuseusuai deungon
huruh-haraih dasar njang ka na.

Tjara teumuléh Djawoë hana panjang ulôn rawi disinoë sabab njan djeuët neubeuët
keudroë nibak Kitab-kitab Djawi Meulaju njang hana djeu-ôh bida deungon basa
Atjèh. Njang peunténg keu geutanjoë djinoë pakriban ta teumuléh basa Atjèh
deungon huruh latèn hingga leubèh mudah bagi geutanjoë untôk ta peutamong lam
Internet dan Forum Internasional. Nibak tuléhsan-tuléhsan njan dan meungingat keu
lidah alfabet di dônja djinoë maka lôn tjok saboh peuneutôih ngon ta peumudah keu
geuneurasi Atjèh djinoë bak geuteumuléh basa Atjèh deungon huruh-haraih lagéë
njang akan lôn tuléh dimijub njoë. Teuntèë bagi droëneuh njang ahli-ahli éleumèë
basa (philology) le that pat djeuët neupeubutôi. Hana peuë, kritik njan tjit peureulèë,
mangat djeuët geutanjoë leubèh got lom, leubèh djroh. Njang sampôreuna that
meudéh panè na roë. Geutanjoë manusia teuntèë na kureuëng. Njang peunténg ta
mulai. Meungjo hana ta peuphôn, panè na pat ta peugot dan hana pat bak ta
peusampôreuna.
Stockholm, 10 Ramadhan 1419 H
Dr. Husaini Hasan
Meuntroë Peundidékan Neugara Atjèh (lam peungaséngan)


Tjara teumuléh basa Atjèh
Huruh-haraih Atjèh ta bagi duwa, njakni Huruh hudép (vocal) dan Huruh maté.
(consonant).
I. Huruh hudép: A, I, U, È, O.
Njang peunténg nakeuh limong boh huruh njoë.
Miseuë:
A: A(tjut-kak, tjuda, tjupo Abu, ajah,
abah, abi(ureuëng thjik agam) Apa(adoë jah, adoë ma)
I: Iku(iku leumo), Inong(ureuëng inong)
Gaki, Rapa-i, ruti
U: U, boh u, bu, ubat, ulat, madu, sibu
È: Bèk, hèk, èk, nèk
O: moto, toto, kuto, butjho
Nibak huruh E njoë djeuët tabagi keu lhèë boh huruh hudép treuk njakni e, è, é

Miseuë:
e: rajek, ba-e, tahe-gante,
è: bèk, èk, hèk, nèk, palèë, batèë
é: maté, baté, panté
'Oh lheuëhnjan teuma su lam hidông nibak huruh hudép njoë njakni 'A, 'I, 'U, 'È,
'O

Miseuë:
'A: moë meu-'a-'a, 'ajéb, meu'aih, peu-'ab
'I: moë meu-'i-'i, 'iëk
'U: su meu-'u-'u lagéë su kapai- pho
'È: Pa'è, la'èh, ku'èh 'O: meu'oh, tu'oh,
'Oh lheuëhnjan teuma
gabôngan E ngon U djeuët keu EU, lagèë:
Eu: eu, keu, teuma, seuma, seumah, keumah, beukah,
Teuma lom na gabôngan EU ngon Ë djeuët keu EUË, lagèë:
Euë: euë, tjeuë, rheuë, beuë, keubeuë, bubeuë, panteuë.
Dan su lam hidông nibak 'euë, 'eu, 'e, lagèë:
'euë: sinjak ka djeuët dji 'euë.
'eu: bèk ka 'eu beurangkaho meunjo kah hana muphôm
'è: Pa'è, La'èh, ku'èh
Nibak O na 2(duwa) matjam , njakni O dan Ô, lagèë:
O: moto, kuto, butjho, katjho,
Ô: laôt, patôt, tutông, tulông, dalông, budôk, pakhôk
Gabôngan nibak huruh hudép njoë deungon Ë bak hudjông.

Lagèë:
Ië: leupië, upië, Pidië
Èë: lagèë, malèë, palèë, badjèë, gukèë, gutèë, Abèë, rudjèë.
Oë: paloë, badjoë, manoë, peutoë, gigoë, rampagoë
Uë: uë, uët, buët, pruët, kuët
II. Huruh Maté (konsonant) Atjèh:
Meubida batjut deungon huruh konsonant Meulaju
leubèh2 bak huruh 'S', su djih leubèh leumoh batjut deungon udjông
lidaih lam ruweuëng gigoë, lagèë: sa, beusoë, sép, seumah, santeut, seutot.
Lheuëhnjan na gabongan 'S' ngon 'J' njakni Sj,
lagèë ( ) lam basa 'Arab, atawa 'Sh', lam basa Inggréh (shame, she, shoot),
miseuë: sjaitan, sjarikat, meusjén, syèëdara; atawa 'Sk' lam basa Svenska (skillnad,
skinka, skilja).
Gabôngan huruh maté deungon H,
lagèë : bh, dh, kh, lh, ph, rh, th
miseuë: Bhaih, bhôi, dhiët, dhôi,khiëng, kh'èb, khôb, lhèë, lheuë, phang-phoë,
rhuëng, rheuë, thô, thèë (kalon lom lam huruh gabôngan)
Huruh Maté Basa Atjèh Na: 18 huruh maté
nyakni: B, D, F, G, H, Y, K, L, M, N, P, Q, R, S, T, C, J, Z dan 10 huruh gabôngan
nyakni: bh, dh, kh, lh, ng, ny, ph, rh, sy, th.
B: Batja, basa, bui, buta, bila, blôh, bulôh
D: Dada, dawa, duwa, do'a, adék
Dj: Djandji, djeungki, idja, badjèë, rudjèë, djambèë, djambô, djudô
F: Fatimah, Faridah, Khalifah,
G: Gagah, gôgah, gigoë, gusi, gutji
H: haba, hakim, haté, huteuën, hudjeuën, hitam (h) dikeuë huruh hudép biasa
gadoh su (h) nyan lagèë: hudjeuën ta batja udjeuën hitam ta batja itam haté ta
batja até huteuën ta batja uteuën hutang ta batja utang lagèë basa Inggréh hour
geubatja awe honour geubatja ane
J: Jakin, Jasin, baja, buja, kaja
K: Kala, katja, kuta, kah, kèë, gaki,
L: Lalat, laloë, leumo, limong, leumoih.
M: Malam, malang, mamplam, mumang, manjang , minjeuk, mom
N: Nam, nan, nun, peukajan, piasan.
P: Paké, panté, puténg, peunténg, keuripèp, mupèp-pèp
Q: Quru-an
R: Raba, rasa, rô, rôh, brôih, rimuëng, rhuëng, kruëng, truëng, triëng, kariëng ,
rhéng, karéng,
S: Salang- saléng, sôsah-seunang, sakét, sungkét, sa, sah
T: Tabi'at, ta'at, tabak, tapak, tuha, tuka, tu'èt
Tj: Tjamtja, puntja, guntja. tjabak, tjutja, tjuma. Tjinta, tjintra, tjeurana. gutji, bantji,
guntji
Z: Lazat, zat, zamrut, Zamri, Azimar
10 Huruh gabôngan:
Bh: Bhaih, bhôi, su meubh'ôih-bh'ôih.
Dh: Dhoë, dhiët, dhôi
Kh: Kha, khô, khiëng, kh'èb, khôb, khuëng, kheuë, kheuët, khanduri, eungkhoë
Lh: Lhèë, lhiët, lhuë, lheuë, lheuëh, meulho, lhob, lhôk, lhi
Ng: Ngeut, ngiëng, bingong, bungong, inong, tungang, pisang, mumang
Tr: Triëng, truëng, kruëng
Nj: Njak, njan, njoë, njata, njang, manjak, minjeuk, manjang
Ph: Pha, phang-phoë, pheuët phét, muphôm
Rh: rhô, rhéng, rheuë, rhuëng, rhup
Sj: Sjaikuna, sjèëdara, sjèëtan, sjarat, sjèch,
Th: Tham, thô, that, thèë


Narit peunutôp

Peukara huruh "J, Tj,SJ" njang ladôm ureuëng geutanjoë ka biasa geungui huruh
Y,C,SY atau SH, sibeutôi djih njoë nakeuh loghat alphabet Inggréh. Njoë
geupeuphôn lé Tengku Apa Melaju di Malaysia, 'oh lheuëh droëneuhnjan didjadjah lé
Inggréh maka peungarôh keubudajaan dan tjara hudép bangsa Inggréh ka
meukeumat that lam tjara hudép droëneuhnjan. Meunantjit tjara meututô dan
teumuléh lam basa melaju.

Hèk that ta deungo aneuk miët melaju lam sikula watèë di hidja alphabet "
a,b,c,d,e,f,g,,,dst. " watèë djingui huruh njan lam narit ka meulaén su. Miseuë narit
"apa", huruh "a" bak phôn dan bak teungoh ta batja "a", meutapi huruh "a" bak
keuneulheuëh ka ta batja "e"; dan bak watèë ta hidja ka djeuët keu "é". Teuma lom
huruh "c". Lam narit meutuléh "c" ta batja "tj", watèë ta hidja ka djeuët keu "si".
Meunantjhit deungon huruh "y" dan "j", bandum njan peungarôh basa Inggréh lagèë
nan awak Inggréh "JOHN" hanja sistém Inggréh njang batja njan deungon "Djon",
awak Beulanda, Djerman, Skandinavia, dan le lom laén hana djikheun lagèë awak
Inggréh kheun, meutapi djikheun "Jon" . Di awak Indonosiai njan tjhit hana pendirian
droëdjih, didjak seutot mantong peuë njang ka djipeugot lé awak Malaysia deungon
didjak ubah alphabet basa Melayu lagèë lôn meutjeukot diateuëh. Peuë lom siumu
bangsa-bangsa Melayu di Nusa Tuëngara njoë ka rhet djimijub dominansi bangsa
Djawa maka le that narit-narit basa Djawa ka djitamong lam basa Melaju, miseuë
"orang" ka djeuët keu "wong", gila kadjeuët keu "eddan". Dan dalam marit ka le that
djitamong unsur-unsur "dong", "dèh", "sih" dsb.

Tanda-tanda pendjadjahan Djawa siumu "Meurdéka sisat thôn 45 njan pih le deuh
lam basa Atjèh lawét njoë miseuë "Geutjhik" kadjeuët keu "Lurah", "Mukim" kadjeuët
keu "Camat", "Tengku Apa" kadjeuët keu "Lék-lék, "Abu", "Ajah", "Tengku", bandum
kadjeuët keu "bapak".

Trôih bak Tantra TNI-POLRI njang poh bangsa geutanjoë Atjèh ka tadjak kheun
bapak, peuë meusabab deungon ka djih tjok ma geutanjoë lé djih!?, na'uzubillah.
Basa Geutanjoë Atjèh hana peuë tadjak tuka alphabet atawa narit basa Atjèh,
deungon sistem teumuléh tjara Inggréh, kadjeuët lagèë awai njang ka na. Lagèë
meutulèh diateuëh. Djinoë ka ta tukri pakriban tjara teumuléh basa Atjèh, maka ka
djeuët ta mulai ladju teumuléh lam basa droë-teuh. Bèk ta piké lé keu salah han
keunong, atawa teumakôt teuh djikheun lé gob.

Le ureuëng njang dji peugah mantong atawa dji kritik mantong, djipeubuët tan. Basa
nakeuh djiwa bansa. Basa Atjèh nakeuh basa droëteuh bansa Atjèh. Basa Ma-Ku
geutanjoë njang ka geupulang nibak Endatu geutanjoë Atjèh keu geutanjoë aneuk
tjutjo. Darah bansa Atjèh le that ka rhô bak geupeutheun marwah bangsa dan basa
Atjèh njoë. Geutanjoë Atjèh keuh nyang peuteuntèë pakriban njang got keudroë-teuh
dan toh njang peureulèë keudroë-teuh, hana peureulèë tadjak meutirèë-tirèë bak
gob. Geutanjoë ureuëng peugot seudjarah, kon ureuëng tuléh seudjarah.
Wassalamu'alaikum warahmatullah.
---

Tulèhsan peiungat


PEUINGAT UROE RAJEUK

Assalammualaikum wr wb..

Saleum seudjatra ukéuë sjèëdara mandum bangsa atjèh pat – pat mantoëng na  ban sigôm donja,seulaweut meuirèng saleum Atèuh Rasul ambiya Nabi muhamammad SAW.Lam Tulèhsan njoë lôn neuk peutrang biok peukara keu geutanjoë khusus djih bangsa atjèh njang mulia dalam su èuë nibak ta peuingat uroë-uroë rajek
Thôn meugantoë thôn mmeusamboeng dari geuneurasi keu geunerasi geutanjoe bangsa atjeh ka meu udep ie miyup ideology gob dan geunerasi geutanjoe ka geuteurimoëng pèndidikan dari njang hana djeulaih (Hindunisia) njang ka saban ta tupèuë le geutanjoë njang meuseubab hana djroeh keu geunerasi tanjoë dan chit seulama djih han saban pham ngoen geutanjoë bangsa atjèh  miseu mantoeng ta tjakin droë teuh saboh bangsa njang mulia ateuh rueng dunja njoe .
Karap 80% bangsa atjèh uroë njoe ka gadoeh identity,ka hana meusoë droë le,ka meu budaya atawa meu ideology deungoen ideology njang ie keubah le musoh ka ta ngui le geutanjoë,ka hana lé ta ngui péuë-péuë mantoëng njang ka geu keubah le indatu teuh meunan chit dalam hubungan social antara droë keu droë uroë njoe hana soe pakoe lè ka doek mandum ie peulamiet lè musoh njang njata deuh ikeu dan lam seulimboet dum.
Padim – padim droë ureng teuk sagai njang tem peureumèun peukara atjèh uroë beu meu ulang lagè masa dilèë deungoen djalan tanjoë tuntuk hak teuh lakè kebebasan tapi geutanjoë rakjat uroë njoë mandum seumah pue njang ka njata iè peu ancoe geuntajoë deungoen tjara njang muslihat, djaroe-djaroe peundjadjah ka leubèh panjang uroë njoë iè atjèh deungoen na peurahoë pulitèk lagèë meutulèh lam ayat hantu MoU Helsenki
Bangsa Atjèh njang meutuah, kon uroë kartini njang suah ta peurajeuk tapi geutanjoë na Cut Njak Dhien, Cut Mutia dan lè lom njang laen, kon G 30/S PKI njang suah ta keunang tapi geutanjoë na uroë keudjadian njang leubeh keujam lom nibak njan njang ie peulaku le PKI mirah putih dan aneuk djih njang na ie aceh uroe njoe, hana perlè lè hai bangsa lôn tanjoe djak seumah 17 Agustus, njan keuh uroë siai keu geutanjoë bangsa Atjèh
Geutanjoë na uroe droë teuh njang njang suah ta peurajeuk keu ta peuingat geuneurasi akan uroë-uroë Nasional Atjèh, njang mandum njan na kekuh keu tjara geutanjoë keunang djasa-djasa indatu geutanjoe dari masa Beulada sampoe troek lam reugam Tentara djawa hindunisia keu geutanjoe mandum bangsa atjèh
Keu seubab njan keuh uroe-uroe rajeuk njang ta peuingat le geutanjoe na 3 boh bab, njakni Agama, Nasoinal Atjeh sereuta Day International,Lage Di miyup Njoe :
  • Agama
    • 24 Januari (12 Rabi'ul Awal) Molôd
    • (27 Radjab) Isra' Mi'raj
    • (1 Ramadhan) Uroë Phôn Puasa
    • (17 Ramadhan) Uroë Phôn Trôh Al-Qur'an
    • 9-10 August (1 Sjawal) Uroë Raja 'Idul Fitri
    • 15 Oktober (10 Zulhijjah) Uroë Raja 'Idul Adha
    • 4 November (1 Muharram) Thôn Barô Hidjrah
    • 13 November (10 Muharram) Uroë Ashura
  • Nasional Atjèh
    • 26 Mart Seurangan Beulanda
    • 5 Mai Tragedi Simpang KKA (check)
    • 3 Juni Uroë WN
    • 23 Juli Tragedi Beutong Ateuh (check)
    • 4 Désèmbér Uroë Milad AM
    • 26 Désèmbér Uroë Tsunami
    • 25 Januari Uroë Sjahid Tgk Chik di Tiro
Januari 25 Tengku Chik di Tiro (Uroë Syahid Teungku Chik di Tiro, 1891)
Januari 28 Mahmud Shah (Uroë Syahid Sultan Mahmud Syah, 1874)
Februari 11 Cut Nyak Dhien - Teuku Umar (Uroë Syahid Teuku Uma, 1891)
Mart 26 Prang Aneuëk Galông (1896)
April 23 Uroë Pahlawan (Prang Banda Acèh, 1873)
May 21 Prang Gunong Alimon (1910)
September 5 Prang Aluë Simi (1910)
Desember 3 Prang Aluë Bhôt (1911)
Desember 27 Iskandar Muda Uroë Wafeut Iskandar Muda, 1639
·         Internasional
o    1 January New Year
o    1 May Labour Day
o    3 May World Press Freedom (check)
o    20 June World Refugee Day
o    9 August World’s Indigenous People (check)
o    12 August Youth Day (check)
o    24 October UN’s Day
o    10 Désèmbér Human Rights Day

Meumada njoe keuh tulèhsan peuingat keu mandum bangsa lôn dan that djroeh serta that lôn harap lam uroè Nasional Atjèh geutanjoë bangsa Atjèh djeut tadjoek  inisiatif  dan kontribusi geutanjoë ta peugoet peuë – peuë mantoeng atjara atawa tulèhsan njang meusifeut positif ngat deuh leumah geutanjoe bangsa Atjèh  tatèm ingat dan sambong keu lai tjita-tjita njang goh troek keu bangsa Atjèh ….amin

Malaja,29/4/2013
Musafir
Sèkrètariat Asnlf Malaja


UNTUK MENGENANG KEMBALI SEMANGAT DAN KEGIGIHAN PEJUANG-PEJUANG ACEH DALAM MEMPERTAHANKAN TANAH AIR DAN MENENTANG PERNYATAAN PERANG BELANDA TERHADAP NEGARA ACEH

         Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang terhadap Aceh. Sejarah kelam yang merupakan awal terjadinya kekerasan di wilayah ini. Bermula ketika JF Nieuwenhuijzen dalam kapasitasnya sebagai Komisaris Pemerintah Belanda datang ke Aceh pada 19 Maret 1873. Ia bersama armadanya yang terdiri dari Kapal Citadel van Antwerpen diiringi kapal perang Marnix, Coehorn, dan Siak, berlabuh di pantai Cermin, Ulee Lheue, Kutaradja (sekarang Banda Aceh),
Pada 22 Maret atau empat hari sebelum maklumat perang itu dikeluarkan, Sidi Tahir, pegawai Belanda diutus ke darat untuk menyampaikan surat Nieuwenhuijzen kepada pemimpin Aceh, Sultan Alaidin Mahmudsyah. Dalam surat itu, Belanda minta Kerajaan Aceh menghentikan hubungan diplomatik dengan para konsul asing di Singapura dan menawarkan suatu perundingan baru antara Aceh dengan Belanda. 
Menurut catatan perang pemerintah Belanda secara resmi, kekuatan yang diturunkan untuk membumihanguskan Aceh adalah dipimpin oleh Jenderal Mayor JHR Kohler, yang membawahi tiga batalyon tempur infantri yang dikomandoi oleh Kolonel van Daalen dibantu oleh Mayor FP Cavalje. Jumlah kekuatan angkatan darat seluruhnya 168 opsir, 3.198 serdadu yang terdiri dari 1.098 orang Belanda dan 2.100 orang Indonesia dari Ambon, Menado, Jawa dan lain-lain, 31 kuda perang untuk opsir, 149 kuda untuk serdadu, 1.000 orang hukuman, 220 perempuan tidak bersuami, 8 bersuami dan 300 buruh. 
Kekuatan angkatan laut terdiri dari kapal perang Jambi dengan 15 opsir, 200 serdadu Belanda, 41 serdadu dari Nusantara, 8 pucuk meriam tarik ukuran 16 cm, 8 pucuk meriam lainnya dan mortir. Kapal perang Citadel van Antwerpen, dengan 15 opsir, 185 serdadu Belanda dan 41 serdadu Indonesia asli. Kapal perang Marnix dengan 11 opsir, 110 sedadu Belanda dan 57 serdadu Indonesia asli. Kapal perang Soerabaja dengan 8 opsir, 130 serdadu Belanda dan 57 serdadu dari berbagai daerah di Nusantara. Kapal perang Coehoorn dengan 5 opsir, 65 serdadu Belanda dan 23serdadu Indonesia asli. 
Kapal Soematera dengan 6 opsir, 75 serdadu Belanda dan 30 serdadu dari berbagai daerah Nusantara. Kapal ini membawa 1 Landings divisie dengan 14 opsir, 1 opsir laut, 152 matros dan 116 marinir. Diperkuat dengan 4 houwitser, 1 meriam tarik, 11 mortir yang dilayani oleh 3 opsir dan 47 serdadu bawahan. Kapal Siak dengan 8 opsir dan 45 serdadu Indonesia asli. Kapal Bronbeek dengan 8 opsir dan 35 serdadu Indonesia asli. 
Pada 8 April 1873, Panglima Angkatan Bersenjata Hindia Belanda di Batavia, Letnan Jenderal FJ Kroesen memerintahkan Jenderal Mayor JHR Köhler untuk memimpin penaklukan Masjid Raya dan istana kesultanan Aceh. Namun nahas baginya dimana pada Kamis sore, 10 April 1873, di sekitar Masjid Raya Baiturrahman terjadi pertempuran sengit bahkan masjid ini terbakar. Melihat api menjilati mesjid, rakyat Aceh marah ingin mempertahankan marwah masjid raya ini, sebutir peluru yang dibidik dari jarak jauh mengena tubuh jenderal Köhler dan dia tersungkur berlumuran darah. Pada 17 April 1873, Nieuwenhuijzen meminta persetujuan Batavia supaya seluruh pasukan ditarik kembali ke Jawa. 
Awal lahir kekerasan
            Ini merupakan suatu sejarah yang mungkin semua pembaca sudah mengetahui latar belakang maklumat perang Belanda terhadap Negara Aceh. Hari  ini, 23 April 2013, 140 tahun Aceh telah melewati masa pahit tersebut, bahkan sampai terkekang kembali dalam kerangkeng  "Indonesia" yang telah menabuh perang puluhan tahun dan juga telah ribuan masyarakat Aceh terbunuh di ujung senjata serdadu Indonesia.
Begitu banyak pahlawan –pahlawan Aceh yang telah berkorban tapi tidak pernah di hargai, semua ini dikarenakan kita bangsa Aceh telah hilang jati diri dan sikap kebangsaan. Bangsa Aceh hari ini seperti yang saya tulis di atas, sudah terbelenggu hidupnya dalam sebuah Negara buatan yang mempunyai sistem yang salah, di mana korupsi, kolusi dan nepotisme telah mendarah dingin dalam keseharian.
Sebagaimanapernah diucapkan oleh Tgk. Hasan di Tiro (alm) dalam bukunya "A New Birth of Freedom", yang diterbitkan di New York, Amerika Serikat, pada tahun 1965, menyebutkan, "Sejarah memang bukan untuk menguasai masa silam, tetapi dengan sejarah kita masih dapat menguasai masa depan".  Kita sudah sepatutnya mempelajari sejarah bangsa kita, walaupun tidak menguasai semuanya, tapi setidaknya kita tahu bahwa kita punya Negara, punya pemerintahan sendiri, punya bahasa dan punya pahlawan-pahlawan hebat yang telah banyak memberikan kontribusi untuk Negara Aceh, bahkan nyawa mereka korbankan untuk kemushalatan rakyat Aceh
Marilah kita buka mata dan hati kita bangsa Aceh, agar kita tidak kehilangan jati diri dan nama kita di atas peta dunia. Tunjukkan, bahwasanya kita masih memiliki semangat sebagai mana yang telah ditunjukkan oleh pendahulu kita waktu membidik kepala daripada Jenderal  Mayor JHR Kohler pada Kamis sore, 10 April 1873 di sekitar Masjid Raya. Hari ini 140 tahun masa itu telah berlalu, kita kuatkan kembali semangat agar mampu melahirkan pahlawan-pahlawan Aceh pada generasi sekarang dan masa depan untuk melepaskan diri dari kezaliman ini, serta untuk merebut kemerdekaan Aceh.
Saya akhiri tulisan ini dengan mengucapkan surat Al-fatihah (demikian pula hendaknya pembaca) untuk semua pahlawan-pahlawan Aceh yang telah mempertahankan Aceh. Tentu saja kita masih harus melanjutkan perjuangan ini dalam menuntut hak kita. Semoga ALLAH  sentiasa melimpahkan rahmat dan hidayah kepada semua bangsa Aceh, khususnya kepada pahlawan-pahlawan yang telah syahid agar di tempatkan di tempat yang layak di sisi ALLAH SWT.

Malaja, 23 April 2013
Musafir Atjeh
Ketua Perwakilan ASNLF  MALAJA

PEU INGAT UROË PAHLAWAN NASIONAL ATJÈH keu 140, 23 APRIL 2013




Ukeuë Bansa Atjèh Njang Teupeumulia,
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Nibak uroë njoë, uroë buleuën 23 buleuën April thôn 2013, kamoë dari Acheh-Sumatra National Liberation Front / Atjèh Meurdéhka (ASNLF/AM) Malaja, meupeutrôh suka tjita nyang that lambông keu mandum rakjat Atjèh njang teungoh geupeu-ingat Uroë Pahlawan Nasional Atjèh njang keu-140.

Do’a geutanjoë keu mandum pahlawan njang ka sjahid nibak geupeutheun dèëlat Atjèh dari seurangan musôh, beuNeuteurimong mandum ‘amalan mandum droëneuh njan dan beuNeubri keuh teumpat sjiruga manjang.

140 thôn njang ka u likôt, keuradjeuën Beulanda ka djipeunjata prang ateuh bangsa geutanjoë Atjèh njang that beuhe, tjeudaih, dan meusjuhu. Meuplôh-plôh ribèë njawong sjuhada geutanjoë ka gadoh nibak geupeutheun droë dan bansa geuh nibak buët peundjadjah njang ka djipeuphôn lé Beulanda njoë. Meunan keuh 140 thôn njang ka u likôt, deungon jum njawong sjuhada, ka keumah geutjôk saboh keumeunangan lam mideun prang Bandar Atjèh njang tapeu-ingat sibagoë uroë Pahlawan Nasional Atjèh nibak uroë njoë.

Meunan keuh taharap, deungon takeunang keulai keumeunangan éndatu teuh ateuh angkatan prang keuradjeuën Beulanda njan, beudjeuët geutanjoë tapeubeudoh keulai seumangat lam dada teuh bahwa geutanjoë nakeuh bansa peudjuang. Geutanjoë han akan tasurôt lé nibak tapeutheun dèëlat Atjèh Meurdéhka. Peurdjuangan njoë akan teutap tasambông lagèë ureuëng chik teuh geusambông buët ureuëng chik geuh dan ureuëng njan geusambông buët ureuëng sigohlom njan lom. Buët njoë Insja Allah han akan gadoh sampoë geutanjoë tateumeuëng lét dumna peundjadjah dari bumoë Atjèh dan tateumeuëng rhah tanôh Atjèh njoë nibak buët keudji djih njang ka djipeu-antjô udèp rakjat dan bansa geutanjoë.

Buët njoë Insja Allah akan sabé tapeudjak deungon seumangat njang ka geukubah lé éndatu teuh:
Hadjat lôn aneuk,
Beutadong beukong,
Beulagèë teuglong,
Lagèë teupula.

Saleuëm Atjèh Meurdéhka!!!
ASNLF Malaja

Njoe Nakeuh salah Saboh Tulehsan njang geutuleh le salah si droe anggeta ASNLF Malaja seubagoe PEU INGAT UROE PAHLAWAN NEUGARA ATJEH keu 140, 23 APRIL 2013



                       PEU INGAT UROE PAHLAWAN NEUGARA ATJEH keu 140, 23 APRIL 2013

Uroe njoe nakeuh uroe rayeuk geutanyoe “UROE PAHLAWAN NEUGARA ATJEH” ta peuingat keumeunangan geutanjoe njang raja lagoina dalam mideun Prang Bandar Atjeh, 140 thon njang ka ulikot nibak uroenjoe, watee Angkatan Prang Neugara Atjeh peutaloe Angkatan Prang Beulanda, njan keuh go phoen teuntra Eropa teurimoeng taloe dalam seuh prang, dalam seudjarah Asia Teunggara njoe. Adak meu Ureung Atjeh na teuingat geuh keu hai njoe bak thon 1945, geutanjoe ka keumah ta peu MEURDEHKA droeteuh bak watee njan laju.
                      Di miyub njoe teu ulang lom haba Mideun Prang Bandar Atjeh
                Bak uroe 26 mart, 1873, saboh armada Beulanda njang paleng raya njang na tom jimeusapat di Asia Teunggara njoe jiteuka u Kuta Radja djidjak ba Ultimatum Keuradjaan Beulanda keu Keuradjaan Atjeh, njang asoe djih lagee njoe:
1.       Jilakee supaya Atjeh meunyeurah keu Beulanda deungon hana meulawan dan teurimoeng neuduk sibagoe jajahan Beulanda (Indonesia).
2.       Jilakee supaya Atjeh tham ureung meurampok di Seulat Malaka dan tham meuniaga lamiet di Sumatra.
3.       Jilakee supaya Atjeh jok keu Beulanda bandum wilayah2 di Sumatra njang mantoeng dimiyub deelat Atjeh.
4.       Jilakee supaya NEUGARA ATJEH peuputoih bandum hubongan diplomatic ngon NEUGARA2 EROPA dan ASIA dan peuputoih hubungan ngon Khalifah Islam di TURKi dan meusumpah setia keu Radja Beulanda.
5.       Peu’ek Bandira Beulanda dan peutroen Bandira Atjeh.

Peu njang jilakee dalam pasai 2, hana laen maksud jih nibak supaya jeut jipeugah bak donya bahwa jih dijak prang geutanjoe deungon maksud jijak “Peumeurdehka lamiet dan jak tham peurampok”.

        Uleh Radja Atjeh, Sultan Mahmud sjah, neu cok sikap njang patot meunurot keuhormatan bansa geutanjoe: Ultimatum Beulanda njan geutulak meuntah-meuntah, dan siap neu meuprang nibak neu peutheun DEELAT NEUGARA ATJEH sampoe titep darah njang keu seuneulheuh.

        Dari haba di ateuh jeulaih that bahwa Endatu geutanjoe Bansa Atjeh han geusurot meu silangkah pih nibak geupeutheun Deelat Neugara Atjeh, dan siap neu keureubeun njawoeng geuh nibak neujaga tanoh pusaka dan Aneuk Tjucoe geuh njang akan lahee bak masa ukeu. Maka kamoe dari ASNLF MALAYA that meuharap nibak Bansa Atjeh beu tasamboeng pu njang kalheuh neu pubut uleh Endatu teuh dan han sagai2 ta tundok keu musoh njang teuka dari blah deih laot njang ka dijak peu ureung2 droe jih keunoe u Atjeh, dan bek ta iseuk lagee njang ka neu peusan uleh Endatu teuh, njang asoe jih lagee njoe:
        Hajat lon aneuk
        Tadoeng beukoeng
        Beu meu gloeng
Lagee geupula.

Malaja,17 April 2013
T ZULKIFLI ANNAN
ASNLF MALAYA