SAMBUTAN KETUA ASNLF PADA MILAD YANG KE 39
Seulamat Uroë Raya Dari Kamoë PN ASNLF MALAJA
Meu´ah Lahé Batén - Dônja & Akhérat
Acheh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF)
Seulamat uroë raya Dari Kamoe PN ASNLF MALAJA
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahilhamd!
Bansa Atjèh njang mantong seutia keu peurdjuangan sutji éndatu,
Alhamdulillah, geutanjoë ka seulamat ta pubuët ibadah puasa dalam buleuën Ramadhan thôn njoë. Meusambông buleuën mulia njan djinoë ka djitamong uroë raja ‘Idul Fitri njang geusambôt uléh bandum ureuëng Islam ban sigom dônja.
Manusia nakeuh makhluk tjiptaan Allah SWT njang manjang that deuradjat nibak makhluk laén. Bah that pih meunan, manusia nakeuh makhluk njang kajém that peugôt khilaf seulama hudép geuh, seudjak Nabi Adam AS sampo’an djino.
Idul Fitri njoë nakeuh uroë raja ureuëng Islam teumpat saléng peu-meuah dan silaturahim seusama. Lheuëh sibuleuën puasa teumpat peugléh désja manusia deungon Poteuh Allah SWT, bak uroë raja njoë geutanjoë meureumpok peugléh désja tjit seusama peudjuang Atjèh Meurdéhka di pat mantong ateuëh rhuëng dônja njoë. Taqabbal Allaahu minna wa minkum wa ahaalahu Allaah ‘alayka.
Seumoga Allah Neupulang keulai dèëlat bansa dan neugara geutanjoë Atjèh hingga teudong dèëlat Islam deungon hukôm Droëneuh Ja Aallahu rabbul 'alamin.
Seulamat Idul Fitri 1 Sjawal 1436 H
Meu´ah Lahé Batén - Dônja & Akhérat
Acheh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF)
PN ASNLF / AM MALAJA TELAH MENGIKRARKAN BEBERAPA SAGOE
LANJUTKAN PERJUANGAN !! (Mengenang 5 tahun meninggalkannya Paduka Yang Mulia Tgk Hasan di Tiro)
KISAH JUBIR WILAYAH PASEE ABU SUMATRA YANG BERUJUNG DALAM PENJARA INDONESIA
Assalam Mualaikum Wr. Wb.
Pembaca Indonesiaxpress· com yang budiman, nama lengkap saya, Rasyidin Bin Harun, biasa orang-orang menyapa saya dengan panggilan akrap, Abu Sumatra. Kisah perjalanan hidup dalam melakukan perjuangan melawan pemerintah RI, yang hari ini masih melekat di dalam ingatanku.
Sebuah kisah dalam hidupku yang membuatku terseret kedalam jeruji besi (Penjara), ini semua saya lakukan demi kelansungan dan marwah masyarakat Aceh, yang kini masih dalam kehidupan dibawah garis kemiskinan atau jauh dari kemakmuran dan keadilan, padahal negara Indonesia sudah merdeka puluhan tahun lalu.
Namun bangsaku, bangsa Aceh, masih hidup dalam bayangan- bayangan layaknya negara yang belum merdeka. Pembaca yang budiman! Pada tanggal 8 November 2012 lalu, ketika saya duduk bersama istri tercinta dan anak saya dirumah, istri saya bernama Zulaifah binti M. Daud, anak saya Saufa Dahliana Binti Rasyidin alias Abu Sumatra, yang saat itu masih berumur 4 tahun, yang mana pada hari tersebut saya membaca buku sosialisasi MoU Helsinky.
Sambil membaca buku tersebut saya mengkaji kebenaran buku tersebut, disaat itu saya terkejut, ternyata Aceh kembali tertipu. Pasalnya, MoU Helsinky pembohongan publik dan perdamaian dibawah Undang- undang RI dan partai lokal lahir dibawah undang-undang mahkamah konstitusi (MK) begitu juga lahir Qanun dengan Perda. Sambil saya menangis kecil dalam hatiku, dan batinku terasa berat untuk menerima kenyataan pahit yang selama ini saya perjuangkan.
Kemudian istri saya bertanya,"Kenapa abang menangis, sampai tersedu-sendu," tanya istriku.
Saya kembali memberi pengertian kepada istriku dengan bahasa Aceh," Hai peureumoh dan ngoen aneuk loeng, tanyoe bek tameuseunang- senang dielee meunyoe bangsa tanyoe goeloem seunang, dengan arti kita jangan bersenang-senang karna bangsa kita masih dalam kesusahan,"ucapku pada istriku.
Pembaca Indonesiaxpress yang budiman, hatiku miris, hatiku sedih, padahal kalau kehidupan rumah tangga saya sangat berkecukupan, tapi apa yang saya lakukan bukan demi perut saya semata, tapi apa yang aku lakukan demi bangsa Aceh, walaupun itu harus kurasakan dalam jeruji besi. Namun batinku terasa bangga, aku bahagia walaupun jiwa ku terkekang dalam jeruji besi.
Pembaca indonesiaxpress·com yang budiman, siang dan malam saya menangis, istri saya berkata," Jangan abang pikirkan lagi," ujar istriku.
Aku mencoba memberikan penjelasan kepada istriku,"Dek hati saya tidak bisa terima kalau ini yang terjadi atas tanah indatu kita," ujarku sambil nangis.
Pembaca Indonesiaxpress yang setia, entah kenapa tiba-tiba saya teringat sebuah nama Gure Raman, pembaca!! Lalu saya buka akun google saya tulis ASNLF, setelah saya buka akun tersebut· Namun bukan nomor Gure Raman saja yang aku dapatkan, Paduka yang mulia Tgk Ariffadhillah juga tercantum disitu.
Pembaca setia! Setelah saya dapatkan nomor kontak beliau, saya ambil dan saya hubungi dengan telepon beliau satu persatu.
Pembaca setia Indonesiaxpress, setelah saya tersambung dengan yang mulia Ariffadhillah, saya coba untuk memberanikan diri dan meminta izin saya pada Paduka Ariffadhillah dan Guree Raman untuk terlibat dalam Organisasi ASNLF/AM.
"Assalam'mualakum Wr- wb, Paduka yang mulia Tgk Ariffadhilah, setelah saya kaji MoU Helsinky, perdamaian dibawah undang-undang RI , saya ingin bergabung dengan ASNLF/AM pimpinan paduka, sudikah paduka menerima saya, "ujarku pada Paduka Ariffadhillah.
"Organisasi ASNLF/AM milik Rakyat Aceh, siapapun bisa memperjuangkannya asalkan dengan hati yang baik dan jangan mengkhianati, tapi sekarang banyak yang berminat untuk bergabung dengan ASNLF/AM tapi hanya dimulut saja. Namun mereka tidak melakukan kepentingan nasional Aceh," ujar Ariffadhillah.
Pembaca yang budiman, kembali meyakinkan Paduka Yang Mulia Tgk Ariffadhillah," Saya berjanji akan saya lakukan apa saja yang menyangkut kepentingan nasional Aceh, langkah pertama akan saya buktikan pada tanggal 4 Desember 2012 saya akan mengibarkan Bendera Nasional Neugara Aceh (Bulan Bintang),"papar ku pada Paduka.
Namun waktu itu beliau masih ragu dengan saya, apalagi saya dari KPA dan abang kandung saya anggota DPRK kota Lhokseumawe dari Partai Aceh, namanya Mahmudin Bin Harun alias tuan Giok.
Pembaca yang budiman, setelah beberapa kali berdialog dengan Paduka, akhirnya Paduka memberi isyarat kepada saya,"Kalau memang Abu Sumatra ingin mengibarkan bendera bulan bintang, doa kami selalu menyertai langkah mu, kami mendukung langkah Abu Sumatra dan salam dari kami ASNLF/AM eropa dengan lafal aceh tetap merdeka,"pungkas Paduka Ariffadhillah.
Karena tidak sabarnya batinku, kemudian pada 30 November 2012, saya coba hubungi lagi pimpinan ASNLF, dalam percakapan, saya minta izin tanggal 4 Desember 2012 saya kibarkan Bendera Bulan Bintang.
Pembaca Indonesiaxpress yang budiman, pada malam 4 Desember 2012 tepatnya pada pukul 02. 00 Wib dini hari, saya kibarkan Bendera Bulan Bintang, diseluruh pelosok Kota Lhokseumawe, tentunya saya juga dibantu oleh rekan- rekan seperjuangan saya.
Ketika itu tepatnya pukul 03. 00. Wib dini hari, aparat keamanan yang melakukan patroli untuk menurunkan semua bendera bulan bintang. Saat itu, saya dipercaya selaku jubir ASNLF/AM wilajah Pasee dan bertanggung jawab atas pengibaran bendera bulan bintang tersebut.
Setelah aksi tersebut, aparat keamanan sudah mulai melacak keberadaan saya, singkat cerita jam 04. 00 Wib pagi rumah saya digerebek 9 kali, tapi mereka selalu gagal, karna saya tidak berada dirumah, saya tetap tidak gentar dan terus melakukan aksi seperti, pencabutan bendera Merah Putih. Bahkan, bendera merah putih saya bakar, dan saya pertonton tontonkan didepan masyarakat. Singkat cerita Pilkada dan Pilpres tiba, detik-detik pemilu saya selalu membuat aksi boikot pemilu, bahkan kami juga sempat menyebarkan brosur boikot pemilu diwilayah Pasee termasuk di pusat Kota Lhokseumawe.
Demikian kisah Abu Sumatra.