Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh,
Sehubungan dengan penangkapan Abu Sumatra pada tanggal 6 September 2014 danpemberitaan terkait hal tersebut dalam berbagai media massa, kami ingin memberikanklarifikasi sebagai berikut. Dalam pemberitaan media-media tersebut telah terjadi kejanggalan-kejanggalan yang sangatmerugikan pribadi Abu Sumatra. Sebagian besar informasi tersebut sangat berbau fitnah yangsengaja diskenariokan untuk membentuk opini publik sehingga dengan sendirinya image pribadiAbu Sumatera dan sekaligus organisasi front pembebasan nasional ASNLF (Acheh-SumatraNational Liberation Front) menjadi tercoreng. Setelah menunggu kabar akurat dari keluarga Abu Sumatra dan penelusuran langsung dari berbagai sumber lainnya, maka melalui siaran ini kami dapat menyampaikan, bahwa tuduhantuduhanyang ditujukan kepada Abu Sumatra seperti pemerasan terhadap kepala sekolah SMKNegeri 6 Lhokseumawe, percobaan membakar rumah salah seorang anggota DPRK setempatdan lain-lain lagi, sama sekali tidak benar dan jelas sebagai fitnah dan rekayasa belaka untukmendiskreditkan perjuangan kemerdekaan Aceh sebagaimana diyakini oleh Abu Sumatra.Manakala aksi penurunan bendera merah putih dan penaikan bendera Bulan Bintangpertengahan tahun ini memang diakui oleh korban, dan ini merupakan hak legal bangsa Acehdalam mempertahankan kedaulatan Negara Aceh, imbuhnya. Sebagaimana diketahui, kedua kaki Abu Sumatra sudah lebih dahulu ditembak dalam prosespenangkapan sewenang-wenang itu. Pada hal korban tidak memiliki senjata, tidak melawandan tidak pula dalam usaha melarikan diri. Penemuan pistol mainan oleh aparat merupakanjustifikasi akal-akalan atas penembakan tersebut. Menurut sumber-sumber terpercaya, dalamproses interograsi, Abu Sumatra mengalami penyiksaan, penekanan dan ancaman oleh aparatpenyidik, agar mengakui semua tuduhan dan fitnah tersebut. Adapun pasal-pasal yang dituduhkan terhadap Abu Sumatra, tidak logis dan hanya rekayasapihak aparat penjajah untuk mengkriminalisasi aksi-aksi yang sebenarnya bermotif politik.Seperti lazim terjadi, pihak keamanan selalu mengkaitkan aktivitas yang bernuansa politikdengan narkoba atau bisnis-bisnis haram lainnya. Tentu saja masih segar dalam ingatan kitapembunuhan yang bermotif politik terhadap Hanafiah Ahmad warga Norwegia, Saiful Cageetahun 2011 dan Cek Gu tahun 2013, ketiga-tiganya juga dikaitkan dengan bisnis narkoba danhutang piutang, walaupun terbukti nyata bahwa latar belakang kejadian-kejadian itu bermotif politik.Kami sangat menyayangkan, seringkali pemberitaan media massa berdasarkan sumbersepihak, sehingga terjadi ketidak-seimbangan berita, yang dapat berakibat memvonis langsungkorban. Apalagi dalam kasus-kasus yang bermotif politik seperti ini, dimana akses terhadapkorban sangat terbatas.Selain itu, kami sangat mengkhawatirkan keadaan Abu Sumatra dalam tahanan aparatpenjajah, yang sering kali melakukan cara-cara yang melanggar Hak-hak Azasi Manusia untukmendapatkan informasi dari korban dan memanipulasi hasil penyidikan untuk kepentinganpihak penjajah. Selanjutnya, kami akan terus mengikuti perkembangan perkara ini setiap saat.
Tertanda, Headquarters, 13 September 2014
Teuku Agam