Saleuëm Teuka lam Ruweuëng Acheh-Sumatra National Liberation Front Perwakilan Nanggroë Malaja

PN ASNLF / AM MALAJA TELAH MENGIKRARKAN BEBERAPA SAGOE



PN ASNLF /AM MALAJA meungucapkan selamat kepada terbentuknya beberapa sagoe dalam wilayah kerja PN ASNLF /AM MALAJA sebagai penyambung sayap pergerakan perjuangan aceh di perantauan yang sekarang tengah dengan dengan giat nya melakukan perekrutan serta kaderisasi untuk untuk melanjutkan perjuangan demi kemerdekaan ACEH.


Apresiasi yang sangat besar kami sampaikan kepada semua kawan kawan yang seperjuangan di tanah melayu yang masih sudi memikirkan perkembangan organisasi untuk menggalang kekuatan kita dalam menghadapi semua penjajahan kepada tanah air kita tercinta.

dalam beberapa bulan ini tepatnya dalam tahun 2015 PN ASNLF/AM MALAJA telah melakukan peresmian beberapa sagoe yang telah siap melakukan berbagai visi misi organisasi demi tercapainnya semua tujuan organisasi,dalam beberapa sagoe yang telah di ikrarkan,masih nampak begitu masih banyak nya semangat keiinginan bangsa aceh untuk melanjutrkan perjuangan yang telah berakhir tanpa hasil yang boleh mengangkat martabat bangsa aceh selaku sebuah bangsa yang mulia.

Beberapa sagoe yang telah PN ASNLF /AM MALAJA ikrarkan adalah beberapa kawasan dalam wilayah selangor, seperti : Sagoe Subang USJ,sagoe Kajang,Sagoe Shah Alam.dan di negeri Johor Sendiri sudah pun berkembang dengan sangat cepat sebagai mana laporan bulanan yang kami terima daripada ketua wilayah Johor sendiri Tgk Singa Raja

Insja Allah dalam beberapa bulan kedepan Kita juga telah menerima beberapa jemputan untuk mengikrarkan lagi beberapa sagoe,seperti kawasan seulayang serta beberapa kawasan lainnya yang siap untuk melakukan kerja sebagai satu sagoe dalam wilayah kerja ASNLF/AM PN MALAJA

Sekretariat ASNLF MALAJA mengucapkan banyak terimakasih kepada semua rakan sagoe yang telah turut mendukung semua program kerja PN MALAJA.

Dengan terbentuk nya beberapa sagoe dalam wilayah kerja PN ASNLF/AM MALAJA akan dengan cepat kita dapat menumbuh kembang kan perjuangan kita dari segala aspek untuk kemerdekaan Negara Aceh.



Malaysia,20/6/2015



Sekretariat PN ASNLF/AM MALAJA


LANJUTKAN PERJUANGAN !! (Mengenang 5 tahun meninggalkannya Paduka Yang Mulia Tgk Hasan di Tiro)

Puji beserta syukur atas karunia serta kehadirat Allah swt kepada kita semua yang alhamdulillah sampai dengan hari ini kita semua masih diberikan kesempatan untuk menjadi bagian dari generasi yang masih sudi memikirkan nasib tanah air kita dari penjajahan,inshallah...

Selawat beserta salam mari sama sama kita  kembalikan dalam pangkuan Nabi kita, Nabi Muhammad Saw,hanya bermusabab Nabi Muhammad lah kita hari ini masih berada dalam agama yang penuh dengan cinta damai serta penuh dengan cahaya kebenaran,serta juga kepada semua sahabat sahabat beliau semua.

Kita bangsa aceh sangat merasa kehilangan dengan meninggalnya pemimpin kita tepat nya pada 3 juni 2010 yang sekarang telah genap 5 tahun paduka meninggalkan kita semua, kita berharap dan sentiasa berdoa agar Paduka Yang Mulia ditempatkan di tempat yang layak di sisi Allah Swt amin. Tapi kita jangan merasa putus asa. semangat serta segala pemikiran dan semua peninggalan almarhum kepada kita semnua adalah sebuah peninggal yang tidak ada banding nilai nya dalam kita meneruskan cita cita Paduka Yang Mulia untuk Merdeka. sebagai mana telah di contohkan oleh allahyarham selama hidup beliau.kemauan serta jangan pernah menyerah adalah modal kita untuk dapat melanjutkan cita cita bangsa aceh,untuk dapat mengembalikan tamaddun negara aceh kepada sebuah tujuan suci  yakni untuk dapat berhukum yang sesuai dengan keimanan serta pegangan kita sebagai muslim yang berdasarkan alquran dan hadist.

"Keu gata ulôn bri nasihat bèk ta peubuët laén nibak ta muprang. Keu gata ulôn bri nasehat bek ta mita damè teutapi ta mita meunang. Buët gata njankeuh prang. Damè gata njankeuh meunang. "(You I advise not to work, but to fight. You I advise not to peace, but to victory. Let your work be fight, let your peace be a victory!)

Kutipan di atas saya kutip dari bagian awal buku Yum Merdeka, Seunurat Njang Gohlom Lheuh Nibak Teungku Hasan Tiro (The Price of the Freedom: The Unfinished History of Teungku Hasan di Tiro). Dalam bukunya, Hasan Tiro menulis, bahwa keputusannya pulang ke Aceh untuk mengobarkan perang kemerdekaan dan membebaskan Aceh banyak dipengaruhi setelah membaca buku Nietzsche, Also Sprache Zarathustra.

Dengan amanah yang seperti di atas kita dapat mengambil pesan dari pada allahyarham akan penting nya kemerdekaan. Untuk negara aceh supaya hasrat dan martabat bangsa aceh bukan seperti yang telah kita sandang selama ini,kita adalah bangsa mulia yang terzalimi. Allahyarham adalah sosok pemimpin yang dengan sangat banyak nya berkorban demi Tanah Aceh,akan kah kita hanya berdiam diri menyaksikan tanah kita di obok obok? Akan kah kita harus mendiamkan segala cita cita bangsa aceh di dilenyapkan oleh manusia manusia serakah yang sekarang berkuasa di tanah aceh?

“Geutanjoë Atjéh handjeuët han ta teupeuë, geutanjoë bandum saboh nasib, peurangoë meu nafsi-nafsi, peurangoë “peuglaih putjôk droë” mantong deungon hana piké keu bansa teuh badum, han meuhasé dan hana keuneuleuëh. Hana ureuëng Atjèh njang ék kaja, meunjo bandum laén gasiën; hana ureuëng Atjèh njang ék seunang sabé, meunjo laén bandum sôsah; hana ureuëng Atjèh njang teutap makmu, meunjo laén bandum hana meu asap dapu. Njoë bandum ka teuntèë dalam ‘eleumèë ekonomi. Ureuëng meukat han meulaba, meunjo ureuëng nanggroë hana pèng deungon meubloë; ureuëng meugoë handjeuët meu’uë meunjo kon ban sinaroë trôn u blang bak saré; ureuëng meu eungkôt handjeuët djak u laôt meunjo hana rakan njang tarék pukat. Meunankeuh, nasib dan hudép geutanjoë Atjèh bandum meugantung saré keudroë teuh, bôh langsông, bôh hana langsông, teutapi keuneuleuëh meusambông. Peukara njang peusaboh nasib geutanjoë bandum njankeuh njang dalam ‘eleumèë politék geupeunan “keupeunténgan bansa (national interest)”    (” ATJÈH BAK MATA DONJA hal 65, Keunarang Tengku Hasan M. di Tiro 1968
INSTITUTE ATJÈH DI AMÈRIKA”)
Ini adalah kata-kata pendiri Acheh-Sumatra National Liberation Front (ASNLF), yang memproklamirkan kemerdekaan Aceh pada 4 Desember 1976 

sekian sedikit coretan dari saya yang merasa bertanggung jawab untuk saling ingat mengingati kepada semua saudara saya yang sebangsa dan setanah air agar kita semua dapat menelaah dengan seksama serta mau mengintropeksi diri siapakah kita kalau tidak menyatakan bangsa kita adalah bangsa yang mulia.maknai dan pahamkan akan arti kesalingbergantungan bangsa aceh antara satu sama lain supaya tercapai matlamat perjuangan kita selama ini.semoga Allah selalu mudah kan segala urusan perkara Aceh Merdeka



Penulis.musafir atjeh.

KISAH JUBIR WILAYAH PASEE ABU SUMATRA YANG BERUJUNG DALAM PENJARA INDONESIA

Sebelumnya penulis mohon maaf kepada pembaca, disini penulis tidak bermaksud untuk mempekeruh suasana. Namun penulis mengangkat cerita ini berdasarkan fakta yang terjadi, kisah ini nyata dan benar terjadi, mungkin kisah ini bisa bermanfaat.

Kisah yang saya tuliskan ini murni diceritakan oleh Rasyidin Bin Harun alias Abu Sumatra yang saat ini mendekam di Lembaga permasyarakatan (Lapas) tindak pidana Korupsi Lambaro Banda Aceh.

Assalam Mualaikum Wr. Wb.

Pembaca Indonesiaxpress· com yang budiman, nama lengkap saya, Rasyidin Bin Harun, biasa orang-orang menyapa saya dengan panggilan akrap, Abu Sumatra. Kisah perjalanan hidup dalam melakukan perjuangan melawan pemerintah RI, yang hari ini masih melekat di dalam ingatanku.


Sebuah kisah dalam hidupku yang membuatku terseret kedalam jeruji besi (Penjara), ini semua saya lakukan demi kelansungan dan marwah masyarakat Aceh, yang kini masih dalam kehidupan dibawah garis kemiskinan atau jauh dari kemakmuran dan keadilan, padahal negara Indonesia sudah merdeka puluhan tahun lalu.


Namun bangsaku, bangsa Aceh, masih hidup dalam bayangan- bayangan layaknya negara yang belum merdeka. Pembaca yang budiman! Pada tanggal 8 November 2012 lalu, ketika saya duduk bersama istri tercinta dan anak saya dirumah, istri saya bernama Zulaifah binti M. Daud, anak saya Saufa Dahliana Binti Rasyidin alias Abu Sumatra, yang saat itu masih berumur 4 tahun, yang mana pada hari tersebut saya membaca buku sosialisasi MoU Helsinky.


Sambil membaca buku tersebut saya mengkaji kebenaran buku tersebut, disaat itu saya terkejut, ternyata Aceh kembali tertipu. Pasalnya, MoU Helsinky pembohongan publik dan perdamaian dibawah Undang- undang RI dan partai lokal lahir dibawah undang-undang mahkamah konstitusi (MK) begitu juga lahir Qanun dengan Perda. Sambil saya menangis kecil dalam hatiku, dan batinku terasa berat untuk menerima kenyataan pahit yang selama ini saya perjuangkan.


Kemudian istri saya bertanya,"Kenapa abang menangis, sampai tersedu-sendu," tanya istriku.

"Aceh tertipu lagi dek, dan kita jangan bersenang- senang, kita harus melihat Bangsa Aceh yang masih dalam kesusahan," jawab ku, saat istriku bertanya padaku.


Saya kembali memberi pengertian kepada istriku dengan bahasa Aceh," Hai peureumoh dan ngoen aneuk loeng, tanyoe bek tameuseunang- senang dielee meunyoe bangsa tanyoe goeloem seunang, dengan arti kita jangan bersenang-senang karna bangsa kita masih dalam kesusahan,"ucapku pada istriku.


Pembaca Indonesiaxpress yang budiman, hatiku miris, hatiku sedih, padahal kalau kehidupan rumah tangga saya sangat berkecukupan, tapi apa yang saya lakukan bukan demi perut saya semata, tapi apa yang aku lakukan demi bangsa Aceh, walaupun itu harus kurasakan dalam jeruji besi. Namun batinku terasa bangga, aku bahagia walaupun jiwa ku terkekang dalam jeruji besi.


Pembaca indonesiaxpress·com yang budiman, siang dan malam saya menangis, istri saya berkata," Jangan abang pikirkan lagi," ujar istriku.


Aku mencoba memberikan penjelasan kepada istriku,"Dek hati saya tidak bisa terima kalau ini yang terjadi atas tanah indatu kita," ujarku sambil nangis.


Pembaca Indonesiaxpress yang setia, entah kenapa tiba-tiba saya teringat sebuah nama Gure Raman, pembaca!! Lalu saya buka akun google saya tulis ASNLF, setelah saya buka akun tersebut· Namun bukan nomor Gure Raman saja yang aku dapatkan, Paduka yang mulia Tgk Ariffadhillah juga tercantum disitu.


Pembaca setia! Setelah saya dapatkan nomor kontak beliau, saya ambil dan saya hubungi dengan telepon beliau satu persatu.


Pembaca setia Indonesiaxpress, setelah saya tersambung dengan yang mulia Ariffadhillah, saya coba untuk memberanikan diri dan meminta izin saya pada Paduka Ariffadhillah dan Guree Raman untuk terlibat dalam Organisasi ASNLF/AM.


"Assalam'mualakum Wr- wb, Paduka yang mulia Tgk Ariffadhilah, setelah saya kaji MoU Helsinky, perdamaian dibawah undang-undang RI , saya ingin bergabung dengan ASNLF/AM pimpinan paduka, sudikah paduka menerima saya, "ujarku pada Paduka Ariffadhillah.


"Organisasi ASNLF/AM milik Rakyat Aceh, siapapun bisa memperjuangkannya asalkan dengan hati yang baik dan jangan mengkhianati, tapi sekarang banyak yang berminat untuk bergabung dengan ASNLF/AM tapi hanya dimulut saja. Namun mereka tidak melakukan kepentingan nasional Aceh," ujar Ariffadhillah.


Pembaca yang budiman, kembali meyakinkan Paduka Yang Mulia Tgk Ariffadhillah," Saya berjanji akan saya lakukan apa saja yang menyangkut kepentingan nasional Aceh, langkah pertama akan saya buktikan pada tanggal 4 Desember 2012 saya akan mengibarkan Bendera Nasional Neugara Aceh (Bulan Bintang),"papar ku pada Paduka.


Namun waktu itu beliau masih ragu dengan saya, apalagi saya dari KPA dan abang kandung saya anggota DPRK kota Lhokseumawe dari Partai Aceh, namanya Mahmudin Bin Harun alias tuan Giok.


Pembaca yang budiman, setelah beberapa kali berdialog dengan Paduka, akhirnya Paduka memberi isyarat kepada saya,"Kalau memang Abu Sumatra ingin mengibarkan bendera bulan bintang, doa kami selalu menyertai langkah mu, kami mendukung langkah Abu Sumatra dan salam dari kami ASNLF/AM eropa dengan lafal aceh tetap merdeka,"pungkas Paduka Ariffadhillah.


Karena tidak sabarnya batinku, kemudian pada 30 November 2012, saya coba hubungi lagi pimpinan ASNLF, dalam percakapan, saya minta izin tanggal 4 Desember 2012 saya kibarkan Bendera Bulan Bintang.


Pembaca Indonesiaxpress yang budiman, pada malam 4 Desember 2012 tepatnya pada pukul 02. 00 Wib dini hari, saya kibarkan Bendera Bulan Bintang, diseluruh pelosok Kota Lhokseumawe, tentunya saya juga dibantu oleh rekan- rekan seperjuangan saya.


Ketika itu tepatnya pukul 03. 00. Wib dini hari, aparat keamanan yang melakukan patroli untuk menurunkan semua bendera bulan bintang. Saat itu, saya dipercaya selaku jubir ASNLF/AM wilajah Pasee dan bertanggung jawab atas pengibaran bendera bulan bintang tersebut.


Setelah aksi tersebut, aparat keamanan sudah mulai melacak keberadaan saya, singkat cerita jam 04. 00 Wib pagi rumah saya digerebek 9 kali, tapi mereka selalu gagal, karna saya tidak berada dirumah, saya tetap tidak gentar dan terus melakukan aksi seperti, pencabutan bendera Merah Putih. Bahkan, bendera merah putih saya bakar, dan saya pertonton tontonkan didepan masyarakat. Singkat cerita Pilkada dan Pilpres tiba, detik-detik pemilu saya selalu membuat aksi boikot pemilu, bahkan kami juga sempat menyebarkan brosur boikot pemilu diwilayah Pasee termasuk di pusat Kota Lhokseumawe.

Demikian kisah Abu Sumatra. 

Sumber: